Saat Mengeluh pun Harus Membayar

Note: sebelumnya saya minta maaf karena ga bisa balas comment satu-satu. Akses benar-benar terbatas sekarang. Mau online dari komputer di rumah, internetnya mau dilempar dr balkon sepertinya. Semoga akses wordpress saya segera dibalikkan ke normal. Thanks ya tetap mau jadi pembaca Madamkoo, Benar-benar perjuangan untuk posting. Jadi saya harus mengetik di gmail trus di save di draft. Selanjutnya, saya buka wordpress di ipon. Copas dr gmail ke WP dan ga bisa diedit-edit lagi. hiks hiks hiks…

Susah hidup di negara ini. Apa-apa harus bayar. Parkir di gang yang ga jelas-bayar. Pipis di toilet yang bukan punya dia-bayar. Bahkan naik taxi yang bukan taxi yang ditunjuk di depan kantor pun tukang taxinya kudu bayar tips ke petugas. Benar-benar sesuatu yang ga ada dasarnya.

Bagaimana kalau saking edannya di dunia ini, even untuk mengeluh/ komplain kita pun harus membayar? Masih ingat kasus Prita yang koin peduli itu? Di salah satu majalah saya baca kalau sekarang pun dia sudah takut mengeluh karena dikhawatirkan akan mempengaruhi keputusan Mahkamah. Untuk itu mungkin gunanya posting dipassword kali yah.

Eh, pernah juga lho saya mengeluh tentang si bintang kuning itu yg tentang ketinggalan pesawat. Saat itu ada dua jalan yang saya tempuh, mengeluh di website dan mengeluh lewat Suara Pembaca. Mengeluh di website juga lucu, datang surat balasan dari bintang kuning itu ke apartemen. Suratnya sepertinya default telah diketik oleh komputer yang bilang bahwa keterlambatan yang disebabkan oleh transit bukan merupakan tanggung jawab maskapai. Sebagai goodwill mereka mengirimkan voucher sebesar AU$25 (setara Rp. 150,000)/orang yang bisa dipakai untuk booking flight. Semurah itu harga pengorbanan uang dan waktu yang sudah kita keluarkan pada saat itu dan masih dibilang itu bukan salah mereka.

Terus, lewat Suara Pembaca dimuat ga? Hihi.. lucunya dimuat. Tapi bahasa saya dirubah sehingga kesannya saya marah-marah dan menghilangkan esensi dari keluhan saya. Parahnya lagi, nama saya ditulis lengkap 😀 😀 yang mengakibatkan beberapa teman dan orang kantor tahu itu saya. Sungguh tidak terhormat terkenal dengan cara itu. 😀

20120314-094029.jpg

Btw, jumlahnya pun ditulis salah di koran ini 🙂
Terus.. terus.. sudah dimuat di surat pembaca, dapat apa lagi? Mungkin sebagian orang bakal berpikir saya dapat tiket keliling dunia kali ya. Tapi ga tuh.. sampai saat ini belum ada telepon, email, ataupun sanggahan dari si bintang kuning itu. Jadi, saya bingung apakah saya harus bersyukur karena bintang kuning itu belum menuntut saya atas pencemaran nama baik atau saya harus marah karena bukan perusahaan lokal saja yang tidak perduli dengan Customer Satisfaction tapi juga perusahaan asing yang sudah mendunia.

Eh, sebagai orang Indonesia tetap harus bersyukur dong itu sudah mengeluh tapi tidak harus bayar. Bagaimana kalau kita sudah kena musibah, mengeluh dan disuruh bayar lagi. Itulah yang terjadi di negara ini. Alkisah nih ya, kartu kredit hilang nih. Terus pada saat sadar dan melapor ternyata sudah digunakan oleh pihak lain. Ada 4 transaksi lah. Katanya sih ada clausul semua transaksi terjadi sebelum pelaporan menjadi tanggung jawab pelapor. Tapi apabila mau mengajukan pengaduan, boleh dicoba dengan alasan bahwa transaksi terjadi atas kesalahan merchant yang tidak mencocokkan data tanda tangan dengan yang ada di kartu. Marilah kita sebagai orang yang pantang menyerah, kita coba langkah tersebut.

Tidak beberapa lama kemudian, datanglah biling kartunya. Hati bukan main gembiranya saat saya melihat ada tulisan CR (credit) di tagihan saya. Namun, tidak beberapa lama kemudian datang surat terpisah. Dimana di belakangnya terdapat kopi slip transaksi dan kemudian di suratnya ditulis bahwa benar telah terjadi transaksi di merchant-merchant tersebut dan akan ditagih di bulan berikutnya. Bisa dilihat kan betapa bedanya keluhan dan jawaban, dimana saya mengeluh tentang kelalaian merchant yang kemudian dibuktikan dengan tanda tangan “Siapapun Itu” dan Bank tetap saja tidak mau peduli.

Terus apa dong yang membuat saya lebih pasrah lagi dan tidak mengeluh lebih jauh? Dimana karena kartu saya telah digesek 4 kali berarti perlu 4 slip transaksi dan ada harga yang harus dibayar yaitu 30rb/slip. Hasilnya mending ya kalau bisa membuktikan apabila transaksi tersebut fraud, ini mah tetap aja kita disuruh bayar. Belum lagi sakit hati karena melihat tanda tangan si pencuri yang bedanya langit dan bumi dengan punya saya. Yaaaa mau apa lagi? Berani complaint lagi? Berani bayar ga? Saya sih lebih memilih apa yang dibilang orang loser way. Ngalah aja deh, Silent is Golden, Mengalah adalah Kemenangan yang Tertunda dan sejumlah pepatah lain yang diciptakan untuk menghibur diri.

Bukan.. postingan ini bukan mengajarkan kalian untuk berpasrah, hanya sekedar sharing, curhat, uneg uneg tanpa merk yang bikin lega tanpa takut dituntut pencemaran nama baik ,bukan?

5 thoughts on “Saat Mengeluh pun Harus Membayar

  1. untuk upload postingan ke wordpress, dari gmail langsung aja di-send ke alamat email yang udah di-set khusus untuk blog kita.. ga perlu copas ke aplikasi WP yang di handphone.

    jadi si bintang kuning ampe saat ini ga ada kelanjutannya tuh? nyebelin banget ih..

  2. g sih selama ini pakai jetstar yah bermasalah kemarin doank masalah bagasi, itu juga emang dasar orang na yang enggak jelas hiks!
    dan kurang na bahasa g kali yah, tapi untuk masalah delay biasanya di kasih tau jauh2 ari sih 🙂
    semoga kedepannya baik2 aja si jetstar itu ^^

  3. idih masa kita tetep hrs bayar blanjaan si pencuri sih ci?
    tapi iya sih ya… kdg mesti ngalah. soalnya berpjg2 dapetnya malah capek doang 🙂

    ikut prihatin soal internetnya.. 😛

  4. kalau flight nyambung, baiknya kita pilih jam beda lumayan jauh ya. tp curangnya mereka kan tau itu flight nyambung, mestinya ya diganti flight lain kalau mereka delay ya.

    yg cc dipakai, dulu banget , pernah kena. dan kita buat laporan, bisa kok dihapuskan, krn bukan salah kita. jd tetep komplain aja.

    coba komplain di twitland ?

Leave a Reply to Enno Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *