5WI55

Duh.. kode wangsit apa tuh? Bukan-bukan, itu adalah bahasa alay dari Swiss. Sangat beruntung sekali, hubby and gw memiliki kesempatan untuk jalan-jalan kesini nih. Dalam rangka apa??? Ada deh. Tapi trip kali ini minus my princess ya karena kayaknya agak riskan bawa baby dengan sistem trip kita yg tarik-tarikan koper. Jadi princess nya titip ke mamiku dulu.

Negara yang cantik ini sempat luput dari kunjungan kita yang pertama karena dulu Swiss itu ga masuk Schengen. Jadi bayangin ya ribetnya kalau mau jalan ke Eropa itu. Jadi dulu gw itu perlu apply 3 visa (yang harganya gubrak-gubrak deh) UK Visa (1,2 kalo ga salah) Schengen Visa (800 something) dan China Visa (300 something). Jadi, saat itu dengan amat sangat terpaksa melepaskan impian gw melihat salju Swiss yang kayak di pilem pilem. Sejak tahu Swiss masuk Schengen, mulailah kita berdua mencari celah bagaimana memasuki negara ini. Sambil menunggu uang terkumpul dan tiket murah. Doa terjawab saat Lufthansa promo dan mulailah kita menjelajah negara ini. Setelah tiket, menyusul kita urus visa, hotel, dll. Oya selain ke Swiss kita juga ke Barcelona (Spain).

Tulisan yang ini bakal beda sama tulisan tentang Taiwan. Karena kayaknya negara-negara di Eropa itu ga perlu marketing lagi deh dan income utamanya bukan dari pariwisata. Apalagi Swiss, terkenal sebagai salah satu negara terkaya di dunia, dengan nominal capital GDP of $67,384 (Indonesia :$ 2,246 ). Zürich and Geneva sendiri adalah kota ke-2 dan ke-3 dengan kualitas hidup tertinggi sedunia. No wonder dong, ikat pinggang musti kenceng buat kesini. Ga ada yang murah di Swiss. Otomatis gw ga belanja deh disini. Tapi no worry, coklat itu murah di Swiss apalagi Lindt. Gw bisa beli Lindt dengan harga CHF 9/6bungkus (sekitar RP 90rb/6 bungkus). hehe.. Hotel, tiket kereta, tiket wisata ga ada yang murah untung gw masih bisa nemu coklat. 🙂

Zurich adalah kota pertama tujuan kami. Zurich menyambut kita dengan muram karena langit mostly berwarna abu-abu jadinya foto-foto kita kebanyakan juga warnanya abu-abu. Untung mantel gw warnanya shocking pink gitu, jadi yah agak2 colorful lah. Sialnya kita tiba hari minggu dimana toko istirahat semua. Jadi yang ada kita window shopping aja deh, keliiling kota dan ga ngapa-ngapain. Karena masih jet lag juga jadi kita hanya bersantai-santai deh disini. Semua di Zurich memakai bahasa German tapi mostly orangnya bisa ngomong Inggris kok. Orang-orangnya friendly semua, kadang-kadang di restoran yang ramai kita share meja makan dengan orang dan diajak ngobrol atau di train kita juga bisa ngobrol sama orang dan gw bias nanya-nanya tentang system tiket kereta, dll. Mereka juga friendly kok jawabnya. Padahal gw paling males kalo visit ke Negara dimana orang-orangnya jutek (happened in Shanghai n Paris). So far, penduduk paling friendly menurut gw tetap Italy. Ga ada cowok ganteng di Swiss jadinya ga bias cuci mata deh. Biasanya dulu kalau di Italy, sengaja tuh dibuat nyasar biar gw bias nanya ama polisi-polisi ganteng disitu (slurrrrrrppppp ngeces neh). Penjelajahan kota Zurich memakai trem. Semua trem berpusat di Central Station (Hauptbahnhof). Lainnya, kita visit ke castle-castle gitu deh yang ga pake lift dan musti naik tangga. Huff huff huff, untung jebolan Fitness First.

Next day, kita bakal stay di Lucerne yang ditempuh dengan train. Untuk ke Lucerne, kereta akan melewati kota namanya Zug, dan kita memutuskan untuk mengunjungi sebentar kota ini. Oiya, di setiap train station itu ada locker yang bias dipake dengan koin. Jadi masukin bagasi, masukin koin puter kunci dan koper kita bakal aman tuh. Pilihan besar ruang juga ada dari yg paling kecil (ukuran suitcase), middle, large sampe extra large. Kita pilih yang XL untuk harga CHF 9 / 12 jam. Sehabis itu, kita ke information center yang baek kasih kita semacam peta gitu terus suggest jalur yang harus kita ambil. Dia juga recommend Kirchtorten (or Cherry Cake) yang wenak tenan.. Zug itu kota yang tenang, gw jadi bingung ada yang kerja ga ya disini? Mungkin karena uda saking tinggi kali yang standard hidupnya so nothing to worry about.

Setelah puas menenangkan diri di Zug, baru deh ke Lucerne. Nah, disini lumayan rame nih kita ketemu para turis dari berbagai dunia. Kita lewatin jembatan kayu terkenal Wasserturm and Kapellbrücke, landmark terkenal dari kota ini. Pasti tahu dong kalau Swiss itu terkenal ama jam and pisau lipat. Jadilah kita di seluruh penjuru kota melihat toko jam dan took Swiss Army dimana-mana.

Besoknya kita ke Mount Titlis. Cuma ada satu kata buat ini DUINGINNNNN .. dan gw norak senorak-noraknya secara ya baru kali ini ngeliat hamparan salju. Dasar norak yah, salahnya gw adalah di sepatu, karena boot gw adalah boot biasa yg ga serem-serem kaya bootnya bule tuh. Kita satu kereta dengan para penski yang bawaannya serem-serem. Kayaknya Cuma kita berdua deh yang pede Cuma pake ransel dang a ada aksesoris salju sama sekali (note: mostly orang ke titlis pake tur yang biasanya pake bus, kan kita pake train). Beli tiket, terus naik ke puncak gunung dengan revolving cable car. Di atas nya, kita foto-foto, maen snow flyer, and turun deh. Kalo bule yang laen sih pada skiing.

OOT: sempet malu juga sih saat ketemu the China Mainland, karena sekarang the Mainland sekarang kan hobi traveling yah karena mereka sekarang pada kaya tapi tetap aja kelakuannya norak. Untung sih mereka uda ga suka berdahak atau buang ludah lagi tapi contoh kenorakan disini adalah :minta foto dengan para bule or minjem alat ski mereka buat foto – jadi seolah-olah mereka yang ski. Haha. Terus kenapa gw malu? Yah kan muka gw mirip-mirip Chinese ntar dikirain gw part of them lagi. Jadinya gw ama hubby langsung nyingkir tuh kalo ada group Mainland. Terus di atas ada tuh cerita seorang Li Donghua,atlet senam China ke Titlis terus dia liat gunung es yang mirip Budha bertapa dan disitu dia mengutarakan keinginannya untuk menjuarai Olimpiade, yang akhirnya kesampaian, dia menjadi peraih medali emas Olimpiade di tahun 1996. Oya, tapi harus bangga juga jadi warga China karena bintang iklan jam terkenal kayak Rolex, Omega itu artis China boo model Zhang Zhiyi, Karina Lau or Aaron Kwok dimana billboard segede-gede buta fotonya foto mereka lho dan tidak memakai artis Hollywood.

OK, secara kita ga surfing or skiing, kita turun lagi ke level tengah, disini kita nyobain winter hiking. Huff huff huff ga sia-sia gw latihan step di Fitness First. Ini jauh banget lho secara kita mengelilingi 1 gunung. Berenti buat foto-foto dan makan Bee Cheng Hiang (hasil pembelian di airport Singapore, secara kita tahu bahwa nothing is good to eat in Europe). Ini nih pengalaman tak terlupakan gw, naik toboggan, semacam kereta luncur. Secara gw takut ketinggian dan takut segala sesuatu yang meluncur, jadinya gw maennya pelan banget ……….. asli pelan banget lho… hahahaha sampe beberapa kali gw diteriakin ACHTUNG ACHTUNG (in germany means English: watch out or bahasa: OI MINGGIR OIII).. dari beberapa ABG yang lagi ngebut-ngebutan. Separuh nafas gw ilang disini tapi asli ini seru banget. Btw, tiket kita yang lebih dari sejuta itu belum cover mainan macem-macem yang disini lho. Buat sewa toboggan lagi perlu bayar lagi sekitar CHF 9/ride. (tutup mata.. tutup mata..) Ga rela pulang tapi harus pulang juga karena kita harus tarik koper lagi ke Interlaken…

Sampai Interlaken sudah malam dan inilah permulaan kekhawatiran.. Hiks orang disini ngomongnya Perancis boo and typical French (as per my experience yah), mereka ngerti Inggris tapi ga mau ngomong Inggris tapi mereka nyerocos in French as if we understand French. Nah lho… Laki gw Cuma nanya kalau mau ke Interlaken West (kita sekarang lagi di Interlaken East) itu naik bus nomor berapa. Boo ga ada yang ngerti lho.. hiks, ampe akhirnya ada yg ngerti itupun setelah ketik nomor busnya di HP..  🙁 Tapi akhirnya karena takut nyasar, kita ga naik juga kok, dan memutuskan untuk tarik koper jalan kaki sampai Interlaken West, lumayan……… (masih bangga dengan status gw sebagai member FF). “Bencana” ga berhenti sampai disana karena hotel (or motel yang harganya kalau disini dapet deh stay di ShangriLa) kita ga ketemu-temu. Ternyata dia pasang boardnya di atas gedung yang ga kelihatan sama kita-kita dan disini kita dikasih kunci gerbang karena resepsionisnya Cuma sampai jam 11 malam jadi self service gitu deh.

Next day, setelah titip koper, kita naik ke gunung lagi. Tadinya mau ke naik ke Jungfrau (diclaim sebagai top of Europe dengan tinggi 4158m), tapi tiket keretanya bayar 1 jt lagi/orang. Pikir punya pikir, sayang duitnya terus gw bilang ama hubby, kalau mau lu naik aja deh, foto-foto terus kasih gw liat fotonya. Soalnya disitu ga kaya Titlis bias main salju or macem-macem, cuma buat ke observatory deck doang, ada sih kayak igloo house, dll tapi yah gw tetep sayang duitnya. Gw tunggu di bawah aja. Tapi hubby juga sayang duitnya kali yah, jadinya kita cuma sampai middle station aja dan dia memutuskan naik toboggan lagi sampai lower station. Secara jantung gw masih ketinggalan di Titlis kemaren, gw bilang, gw ga mau lagi naik toboggan, jadi gw bilang gw turun pake kereta aja. Ntar ketemu di bawah. Sambil nunggu, gw cuci mata dulu di shop sekitar situ.

Note: sampai hari ini belum liat salju turun … hiks

Abis itu kita pulang ambil koper dan menuju kota selanjutnya Lausanne (again French speaking :D) tapi sebelumnya kita mampir ke ibu kotanya Swiss (hayoo namanya apa??) Yang jawab Bern, gw kasih angka 100. Yup Bern (mascotnya Bear, jadi dimana-mana jual souvenir, gambarnya Beruang Coklat). Baru disinilah kita merasakan denyut nadi sebuah kota besar. Semua orang sibuk, jalannya cepat dan ramai 😀 (dan yang penting orangnya bias ngomong Inggris).
Guess what?? Salju turun boo dan disaat orang lain buka payung dan mengeluh, kita berdua malah foto-foto. Tapi akhirnya menyerah juga sih dan mulai pasang topi karena salju kena muka pedih juga yah (kata orang Swiss kali : gw kate juga ape?? Norak sih ente!) haha… Tapi karena salju, kotanya jadi gelap dan ga biss foto disini, maaf ya ga ada foto Bern 😀 Kesel dengan salju (hahahahha akhirnya… dan gw bersyukur tinggal di daerah tropis, karena suer dingin itu ga enak banget), kita cabut deh buat ke Lausanne.

Pagi di Lausanne, ngerasain MRT (satu-satunya kota di Swiss yang ada MRT karena mostly kita pakai trem kalau ga bus), kita keliling kota bentar sebelum akhirnya menuju ke landmark kota tersebut yaitu Musée Olympique Lausanne (Museum Olympic). FYI, Lausanne adalah markas besar IOC (International Olympic Committee).

Ini adalah hari terakhir kita di Swiss karena malamnya kita harus terbang ke Barcelona dari Geneve. Sebelum ke airport, kita menyempatkan diri untuk keliling kota sebentar. Geneve, adalah kota dimana markas besar PBB dan Palang Merah berada. Keliling-keliling liat tempat meeting PBB pertama kali, liat flower clock dan kita juga liat Jet d’Eau, air mancur tertinggi di dunia.

Berakhirnya perjalanan di Geneva juga mengakhiri tulisan ini, nantikan edisi Spain yah..

6 thoughts on “5WI55

  1. wah asikkk yul…itu pergi dalam rangka apa? honeymoon lagi yah..hehe…nama2 kota/tempatnya akrab ditelinga gua karena sering berseliweran di novel2 romantis yang gua baca, heheheh…

  2. wakakaka ngakak baca komen nat..(Dari mira w yah nat hehehe atau harlequin)

    iyah dulu swiss kan visa sendiri..skrg udah schengen toh…

    gw juga pengen ke eropa tp gak tau kapan (sama kaya arman) fiuhh…

    pengen ke yunani ..banyak maunya yah gw..wakakaka..

Leave a Reply to arman Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *