Minggu berganti minggu, tak kunjung selesai juga cerita ini ditulis 😀 Untuk itu sebelum saya memulai trip baru ada baiknya cerita ini diselesaikan.
Sebelumnyaaa saya mengucapkann
MERRY CHRISTMAS
HAPPY NEW YEAR
n
GONG XI FA CAI
Semoga di tahun 2017 ini, madam and papi Javamilk semakin rajin jalan-jalan, sehat selalu, Amin ….
Perjalanan di Pulau Utara belum berakhir, dari sekilas saya gambarkan kota yang saya singgahi di Pulau Utara Jepang ini
Di Pulau Utara ini, kami hanya menginap di 2 kota yaitu Hakodate dan Sapporo. Kota-kota yang dikunjungi di kitaran Sapporo adalah hasil day to night trip. Pergi pagi jam 07.00 am pulang sekitar jam 21.00-22.00 (proud of my kids. .. semoga jadi tukang jalan sejati macam mak bapaknya ini)
Dari Sapporo inilah kami seperti pesawat ulang alik pergi pagi pulang malam. Penjelajahan di kota Sapporo saja efektif di 1 ½ hari dari total 5 malam kami menginap disana. Itu aja setengah hari habis di toko duty free 😀 😀
Stasiun Sapporo.. tiap hari ngabsen dulu kemari
Kembali ke Otaru (小樽市), kota yang dapat ditempuh dalam waktu 32 menit dari Sapporo Station, kabarnya sekarang bertumbuh menjadi “bedroom community” artinya kota pinggiran.. macam orang kerja di Jakarta tinggal di Depok gitu . Hal ini juga ditunjang dengan interval kedatangan per kereta setiap 15 menit sekali jadinya kunjungan ke Otaru ini bisa santai ga diburu-buru waktu. Kita pakai JR pass jadinya ga perlu beli tiket lagi.
Intermezzo dikit kanji Otaru (小樽市) kalau dibaca ke mandarin artinya Xiao Zun Shi atau Small Bottle City tadinya kukira bakal ada kerajinan keramik atau macam di Murano Glass gitu tapi rupanya highlightnya malah di Kotak Musik (Music Box) .
Berikut ini beberapa spot turis yang kami kunjungi di Otaru. Sebenarnya bisa membeli tiket Sightseeing Bus dimari tapi kami memilih berjalan kaki saja karena waktu yang singkat, kami hanya memilih berjalan kaki di pusat keramaian saja/shopping street.
Otaru Canal
Dari stasiun jarak jalan kaki kemari sekitar 300M (kata papi 😀 ) tapi karena anak-anak saya ga komplen jauh ato minta gendong jadinya saya anggap itu deket dan jaraknya akurat. Layaknya wisata Canal yang dijual ya naek boat namun karena kita irit haha cukup foto-foto aja ya. Cuacanya benernya sejuk sih namun matahari tetap silau jadinya daripada sipit kita pake cengdem aja deh. Langitnya biru cakep bener lah. Kabarnya di kanal ada museum, namun karena bawa bocah segala kegiatan yang sifatnya historic dihindari dahulu.
Kelar foto pun kita makan siang. Mencari jejak di Google Maps, ditemukan restoran Sushi dimari. Sushi Zanmai sendiri adalah chain restoran tersebar dimana-mana. Kalau jalan berdua, kita hindari chain restoran begini karena sushi pinggiran gitu udah enak dan murah juga. Namun, karena dah waktu makan siang dan tidak ada pilihan yang lebih kids friendly, marilah kita kemari.
Icon Sushi Zanmai yaitu si Ownernya sendiri , kalau dah melihat foto dia terpampang direstoran dah pastilah itu Sushi Zanmai.
Tips dikit.. meski namanya kids meal namun anak saya tidak terbiasa makan sushi mentah model nigiri gitu. Yang di Jakarta banyakan makannya “maki” ato sushi model fushion yang bertaburkan mayones dll. Kalau saya dan suami lebih suka model sushi “nigiri” Untungnya penyelamat bangsa masih ada udon dimari. Jadinya pesen kids meal yang makan ya emak bapaknya juga 😀 Oya satu tips di sushi yang bentuk “maki” ada Natto Maki, saat makan siapkan sedikit sensasi saat makan Natto nya. Natto sendiri kalo di bahasa saya adalah sejenis taoco. Kalau ambil paket breakfast di hotel, natto biasanya ada tuh. Kalau dimakan dia berserabut rada-rada geli deh. Tapi kalau mau dicoba ya silakan. Kalau di plate kids itu berupa sushi “maki” yang dibungkus rumput laut itu, tadinya kirain itu ikan, pas digigit ama cece langsung dimuntahin 😀
Sakaimachi Dori
Shopping street di Otaru yang bertabur dengan toko-toko lokal terletak dimari. Kiri kanan kebanyakan menjual snack, beer otaru yang kabarnya terkenal, es krim otaru yang 7 tingkat itu (dicari cari ga ketemu), dan yang paling terkenal adalah Music Box.
Le Tao Cheese Cake
Kabarnya adalah “a Must Try” kalau ke Otaru. Marilah kita melipir sebentar kesini sambil selpie selpie sukaseh dikit
Music Box Museum
Ato dimasri saya sebutnya Toko Jualan Music Box karena ya kudu beli punya. Bagian museumnya adalah adanya koleksi music box kuno yang bikin kagum deh kok bisa ya di lempengan berbentuk titik titik bisa mengeluarkan musik.
Mata dimanjakan dengan lengkap, lucu dan betapa detilnya pembuatan Music Box ini. Kalau mami sih empot-empotan jantungnya jagain Jeremy biar kaga sembarangan megang. Apalagi kalau lihat harga fantastis ini. Bisa-bisa berenti ngegym buat ganti kerusakan dimari (amit-amit ketok meja)
Sekian cerita Otaru kali ini, selanjutnya PR saya terakhir adalah Sapporo sebelum kita menuju negara berikutnya .. apa itu? ada deh..
Terima kasih sudah membaca Madamkoo and have a blessed day 🙂
gak salah lu , ucapain natal taon baru sekarang? wkwkwkwk. Canal nya bersih banget yaa…11 12 lah sama Jakarta sekarang.hihihi…*ahoker. eskrimnya enak lavender itu?
hahaa.. mahal bener tuh es krim cone nya..
berarti jangan dicoba.. kalo ketagihan ntar repot
setiap ama es krim cone mcd aja 🙂