Waktu saya kecil, kalau melihat mama saya membeli jamu, dia pasti akan membiarkan saya meminum penawar pahit atau air jahe gula. Kalau memilih mbok jamu yang sering lewat, dia pasti akan memilih yang tangannya paling kuning. Alasan seleksinya sih “emak-emak banget” yaitu itu tandanya si mbok memarut kunyitnya pakai tangan, kalau yang tangannya bersih pasti pake seduhan tuh-tuduhnya saat itu. Entah kenapa, prasangka tangan kuning itu kebawa sama mindset saya sampai sekarang kalau mau memilih mbok jamu. Pasti saya lihat tangannya kuning atau tidak. Kalau kuning, hati tenang dan kunyit asem yang saya minum pasti membuat saya berasa LANGSING BANGET hihi..Dari mbok jamu kita beralih ke topik saya hari ini yaitu Nasi Kunyit. Variasi nasi untuk makanan anak yang saya bikin adalah nasi kuning. Nasi kuning tentu identik dengan santan tetapi katanya oh katanya lagi terlalu banyak santan juga tidak bagus (katanyaa… tapi kalau tidak terlalu sering toh ya gapapa yaa..) Masalah lain, nasi kuning pakai santan ada resiko basi kalau dijadikan bekal anak sekolah yang akan dimakan jam 12.00 sehingga saya kalau ingin masak nasi kuning pasti di weekend saja. Titik terang itu muncul saat teman FB saya memposting resep nasi kuning tanpa santan yang rupanya diadaptasi lagi dari Buku Resep Ibu Siska Soewitomo. Semua bahan di resep saya pakai dan dimasak dengan sistem cemplung ke rice cooker.

 

Nasi Kunyit
(resep dari teman FB Maryati ala Siska Soewitomo)

Cara memasak ala saya : semua bahan dicampur ke rice cooker, diaduk, pencet tombol COOK

Note:
Takaran airnya mengikuti takaran masak nasi biasa.
Nasi di resep memakai gram untuk memudahkan pengukuran pasti namun saya hanya memakai gelas nasi yang biasa saya pakai untuk memasak nasi.  Semua tidak mempengaruhi rasa, karena jadinya enak dan satu rumah harum kunyit, serai, pokoknya mantap lah…Ini lho bukti kalau kunyitnya diparut  😀

Tiap lihat ini berasanya nasi saya ENAK BANGET 😀 😀