Dahulu saat kuliah di Akademi Sekretaris, ada satu pelajaran namanya Listening. Saat menerima jadwal, yang ada di benak saya, saya berada di lab bahasa dan dipasangkan earphone serta diberikan kertas untuk dipelajari-layaknya tes TOEFL gitu. Namun, imajinasi saya segera dibubarkan (or kata wong palembang dibuyarkan) oleh kakak kelas saya yang bilang kalau kita listeningnya adalah di kelas. Harap bayangkan kalau di zaman itu, kelas saya berAC alami atau Angin Cepoi-cepoi jadi kelas Listening menjadi sebuah “Hell” bagi saya karena berisiknya ajubile.
Mau tau bagaimana kelas listening berjalan? 12 kelas akan menjalani kelas Listening pada hari dan jam yang sama. Kelasnya (istilah kerennya) independent (kenyataan: Hore!!! ga ada guru!). Nah, guru Listening akan bercuap-cuap layaknya penyiar Sonora dari singgasananya (ruang siaran) dengan suara yang berat dan sok seksi memberikan pelajaran dan disiarkan lewat 2 pengeras suara yang dipasang di tiap kelas. Sukacita kami bertambah dengan tidak dituntutnya tanggung jawab seperti ada tugas yang harus diserahkan dan dengan absen yang diedarkan keliling (istilahnya: absennya prasmanan-help yourself please)
Dengan kondisi yang demikian, bisa ditebak lah yah, ga ada siswa yang mendengarkan. Pada umumnya, mereka akan 1)dandan, 2)ngobrol, 3)baca komik, 4)makan (pada saat itu belum ada handphone apalagi ipad, ipod, tablet, dll dll) atau kalau yang nekad ya kabur terus titip absen. Dan harap diingat bahwa 1 kelas memiliki 40 cewek dengan suara yang full stereo (pada tahu kan bagaimana hebohnya ada 40 wanita yang berkumpul dalam satu ruangan?) Jadi benar-benar kelas itu adalah arisan gatheringnya ibu-ibu.
Layaknya sebuah pelajaran, pasti kelas listening juga ada test nya. Testnya tetap sama di kelas tapi bedanya ada guru. Jadi konsentrasi penuh tetap diperlukan. Testnya ada beberapa bagian. Sebagian besar sih mengambil contoh soal TOEFL dan dibagian akhir, ada test lagu. Jadi ada lirik lagu yang dihapus kata per kata dan kita disuruh mendengarkan untuk kemudian diisi. Karena gurunya dengernya Sonora, lagu yang diperdengarkan saat itu adalah lagu tembang kenangan. Makanya sampai saat ini saya bisa tahu dan hapal dengan lagu macam Blue Bayou dan Sukiyaki (yang jadul yah bukan yang versi acapella). Buat saya yang berbekal lagu Aaron Kwok, sunggulah hal ini sangat menyiksa.
Pada suatu test, sambil berharap harap cemas lagu ajaib apa yang diperdengarkan dan voallaa.. lagunya lagu yang ga jadul lho yaitu
I’ll be your dream , I’ll be your wish, I’ll be your fantasy.
I’ll be your hope ,I’ll be your love, be everything that you need ……
Yup, truly madly deeply by Savage Garden. Semoga lagu ini tidak menjadi tembang kenangan bagi generasi sekarang yah.. Wah, kalau lagu ini mah saya tahuuuuuuuu (pede sejuta) dan sebelum lagunya dimainkan, saya dengan sok mencoret-coret dengan pensil di kertas lirik dan yakin kalau saya bisa dapat A++ untuk test ini. Tiba-tiba saya mentok pada 1 isian.
And when the stars are shining brightly in the ________ sky,
I’ll make a wish send it to heaven then make you want to cry..
Sumpah, penasaran abis, karena pede saya bukan sejuta lagi tapi semiliar deh. Tapi kok lagunya diputarkan tiga kali saya masih ga tahu yah itu kata apa. Huahhhhhhhh. Ya mau gimana lagi, masak nyontek nanya? Akhirnya saya relakan satu isian itu kosong. Setelah ujian selesai, saya tambah manyun saat tahu saingan pinter saya tahu jawabannya yaitu “Velvet”
Dendam kepada “Velvet” masih saya ingat sampai detik ini apalagi kalau lagu itu masih diputar di radio, dan untuk membalasnya, dengan ini kupersembahkan Red Velvet cup cakes! Bukan hasil copas foto orang lain, tanpa photoshop, tanpa instan, tanpa pengawet buatan, semua hasil sendiri dan nikmatnya dapat cap jempol dari Papi dan Charm!
Resep velvet cake (source:detikfood)
Bahan:
60 g mentega
150 g gula pasir halus
1 butir telur ayam
½ sdt vanili bubuk
120 ml susu cair
1 sdm pewarna merah
½ sdt cuka masak
½ sdt soda kue
Ayak jadi satu:
125 g tepung terigu
¼ sdt garam
10 g cokelat bubuk
Aduk jadi satu:
100 g mixed fruit
1 sdm rhum/brandy
Kocok jadi satu:
120 g keju krim
30 g gula halus
80 ml whipping cream
Cara membuat:
Siapkan loyang kue diameter 12 cm, semir margarin, taburi sedikit terigu.Sisihkan.
Kocok mentega dan gula hingga lembut.
Masukkan telur dan vanili, kocok rata.
Campur susu dan pewarna merah.
Tuangkan ke dalam adonan bergantian dengan tepung terigu sambil aduk hingga rata.
Campur cuka dan soda, masukkan segera ke dalam adonan. Aduk rata.
Tambahkan mixed fruit, aduk rata.
Tuang ke dalam loyang, ratakan.
Panggang dalam oven panas 180 C selama 30 menit.
Angkat dan dinginkan.
Olesi permukaannnya dengan bahan olesan.
Hias sesuai selera
waaaa… hebat udah bisa bikin red velvet…
untuk cake gw baru bisa bikin buttercake polos..
gw mau berguru donggg…
wuihhhh keren Yul, gw belom pernah bikin neh red velvet, mo bikin ah kapan2
eh ya itu gak gosong kok? hehehe
enaaaak! warnanya menggoda… kucomot resepnya ya ciii… hihihi
Hebaaat red velvet cupcake…kapan2 gw coba deh… yg lebih hebat dari pembalasan dendam savage garden, tertuang di loyang…tapi disukai hubby n charm heheheee…
waaah… cakeppp… bagi dooong….
gua belom pernah bikin red velvet juga hehehe….
liatnya aja udah ngiler. Gw emang rakus lagian ini jam orang laper kan yah.
gw kalo jadi muridnya masuk kelompok nomor 1 Yul, yang lagi dandan hahaha…