Ini harusnya merupakan sambungan post yang ini, tapi karena sudah ada di blog suami, aku pikir aku bikin yang lain aja deh. Kali ini aku mau membahas travel Taiwan dari sisi marketing. Tahu dong bahwa marketing itu harus benar-benar bisa menggerakkan orang untuk dapat membeli barang yang ditawarkan. Nah, Taiwan sangat menggenjot pariwisatanya, apalagi untuk pelanggan TV Cable, Taiwan itu rajin sekali promo melalui channel Travel & Living, Asian Food Channel, and Channel News Asia. Gencarnya promo ini menarik hati gw lah untuk mencoba-coba travel ke Taiwan. Gw ini emang suka travel, tapi ga suka riset. Biasanya yang riset itu adalah suami tercinta…. hehe.. di sisi lain, gw travel sambil bawa emak gw yang udah nenek, masak nenek-nenek gw suruh kejer-kejer MRT, naik bus, kesian atuh… akhirnya berlabuhlah diriku ke pilihan pakai tur. Menurut gw tur itu banyak menjual pesan sponsor dari suatu negara sih dan inilah yang dijual oleh Taiwan.
Taiwan sendiri adalah suatu destinasi yang layak dikunjungi untuk Anda para Chinese yang menghendaki suatu yang bener-bener Chinese tanpa harus ke China. Duh bingung, gimana ya menjelaskannya. Yang pasti Taiwan itu negara yang komplit, dari segi alam, budaya, dan makanannya. Taiwan menggerakkan turismenya dengan logo “Touch Your Heart”. Dan selama beberapa hari ini, Taiwan benar-benar telah menyentuh hati saya dengan segala pesona yang ada pada mereka.
Alam Taiwan
Pesona alam selalu dijual oleh negara yang memilikinya tak lepas dari Taiwan, yang pasti tak lepas dari hutan, pantai or gunung. Selama beberapa hari disana, rombongan diajak untuk meihat beberapa pesona alam tersebut. Hari pertama, di suhu 38 drjt, diajaklah kita melihat gugusan batu karang di Yehliu Geopark. Gugusan yang dibanggakan ini hanyalah berupa penampakan batu seperti yang kita liat di uluwatu, Bali. Hanya yang ini bisa dipegang sih, kalo Uluwatu kan hanya dilihat dari kejauhan saja or mungkin seperti Tanah Lot Bali kali yah, kan bisa didekati tuh.
Sepanjang jalan, karena kita naik bus, kiri-kanan bisa lihat laut atau gunung, yang spektakular sih jalannya berkelok-kelok dan sempit. Lagi-lagi, yang di bus disuruh turun untuk mengambil gambar.
Ada juga, gua yang disebut sebagai Taroko Gorge. Mengutip dari wikipedia, yang kebetulan sama dengan apa yang tur guidenya ceritain, berikut adalah arti dari Taroko Gorge itu sendiri:
The name, Taroko, means the “magnificent and beautiful”. Long ago a tribesman of the Truku aboriginal tribe saw the beauty of the azure Pacific when he walked out of the gorge. Astonished by the elegance of the scene, he cried: “Taroko!”. And so it became the name of the place, in fashion not dissimilar to how the island, Formosa, got its name.
Kalau object yang inilah bolehlah saya puji, karena alam menyediakan segala keindahan yang ada. Beberapa batu dengan warna beragam (dominan abu-abu sih) tapi ada beberapa yang memiliki kilau kehijauan menandakan bahwa batu tersebut memiliki kandungan Jadenya.. sayangnya sih ga keliatan di foto. Masuk kesini diharuskan memakai helm karena takut ada kemungkinan batu longsor dari atas. Oh ya, masuk kesini benar-benar harus dikonfirmkan ke petugas dulu karena ada kemungkinan objek ditutup akibat hujan yang bisa mengakibatkan longsoran batu.
Kalau yang familiar dengan Taiwan, pasti tahu dengan Alishan. Ada lagunya lagi.. Alishan de guniang yiduo hua.. yi duo hua.. Sama seperti bilang kalau belum ke Jakarta kalau belum lihat Monas, begitu juga bisa dibilang bahwa belum ke Taiwan kalau belum ke Alishan. Alishan adalah sebuah taman nasional dimana terdapat pegunungan, pedesaan, air terjun, perkebunan teh, dll. Kalau ikut tur kita diatur untuk sampe ke paling puncak dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan jalan menurun, yang pasti ga gitu capek deh. Lucunyaaaaaa …. si Om tur guide wanti-wanti kalo kita musti siap baju hangat karena di Alishan itu bakal duingin bangettttttttt dan perkataan ini diulang terus, diulang terus sampe kita pada bosen. Akhirnya besok pagi bener tuh rata-rata orang pada pake tangan panjang semua+jaket. Akhirnya kawan-kawan, apa yang terjadi??? Matahari bersinar seterang-terangnya. haha.. Sia-sialah baju yang kita pake, tp ga berani komplen ke si Om juga sih… Karena ikut rombongan tur, waktu menjelajahi Alishan menjadi singkat dan kurang berkesan. Namun, apabila anda pecinta alam, mungkin Anda dapat meluangkan 1 hari khusus untuk dapat tinggal di Alishan. Alishan 100% berada di tangan Pemerintah sehingga tidak komersil dan ditujukan untuk konservasi alam. Kalau tidak salah Anda bisa ikut panoramic trainnya untuk melihat sunset. Disini juga menyediakan penginapan untuk para hikers, kalau saya tidak salah ratenya sekitar NT200-300. Beberapa tempat yang menarik yang dijual disini adalah pohon mati yang membentuk naga, lovers, bunga (antri boo kalau mau foto), ada kebon wasabi (yg ini ok jg sih, baru tahu bentuk wasabi kayak apa), ada telaga (sisters pond) dll. Oya, layaknya semua tempat wisata, pasti ada spot buat jualannya. Sssttt disini ada yang jual dendeng babi hutan. You must try it, karena biasanya babi hutan itu dagingnya bau dan alot diolah sedemikian rupa jadi enak banget. Sayang ga difoto karena dah keburu di perut.
* to be continued (Kebudayaan Taiwan)
wah bagus yaaa…
Tapi ga sebagus iklan kok Man… Gw jamin deh masih bagus Bali. hehe