Tour atau Jalan sendiri? (A Korea Trip #2)

 

“One’s destination is never a place, but a new way of seeing things.” – Henry Miller

 

Semua orang memiliki gaya travelling sendiri-sendiri. Layaknya tipe handphone, pengguna BB, Android, ato IPhone memiliki style tersendiri. Tidak ada ilmu yang benar dan exact layaknya rumus matematika, semua bebas dengan expresi masing-masing.

Madam sendiri bareng papi adalah penganut travelling yang cenderung bebas atau istilah kami koperpacker. Sukses untuk bisa berexplorasi dengan sistem transportasi, budaya negara, keunikan tiap negara yang ditemui adalah suatu kepuasan tersendiri. Apalagi si papi yang lagi rajin banget buat driving di negara orang.

Namun, dikarenakan situasi dan kondisi, kadang-kadang apa yang kita sukai harus dikalahkan oleh kondisi. Karena sedang berbicara tentang jalan-jalan, si koperpacker ini kadang-kadang harus mengikuti jalan-jalan dengan versi paket atau kerennya disebut tour. Banyak kondisi yang membuat kita memilih hal yang berbeda dan saat kita harus berpergian dengan tour group tidak perlu menjadi extrim dengan alasan kebebasan, harga mahal, sering diajak presentasi ke toko-toko mahal, dsb dsb. Cukup turunkan level expetasi Anda untuk travelling dan nikmati saja hidup toh memiliki pengalaman baru bukanlah suatu hal yang tabu.

Ke Korea kemaren pun begitu pake paket tour yang sudah dijadwalkan semua waktunya. Padat banget bangun paling siang jam 7 🙁 jam 8 kadang sudah harus siap di lobi. Ya apa mau dikata, semua keluhan itu telah ditebus dengan  dapet pesawat yang full service, hotel berbintang, duduk manis di bus, kemana mana ga usah baca peta/GPS, ikutin gambar bendera travel companynya dan bonus bisa minta tolong difotoin sama peserta tur lain (tongsis ga laku) 🙂

 

Ala Winter Sonata (request by Felicia Mami Papa) :)
Ala Winter Sonata (request by Felicia Mami Papa) 🙂

 

Gara-gara inipun, madam langsung whatsup Pitshu request dicariin serian Winter Sonata..  🙂
So far, peserta tur kemaren asik-asik dan pada pinter foto lagi. Soalnya pernah nih ya di Tanah Lot Bali trus minta tolong foto sama seseorang yang bawa SLR dengan telelens yang saya yakin 10juta ada, eh masak dia ambil pose yang melawan matahari? Ya kadang kalo dapet peserta yang asyik kita pun harus bersyukur dimana bagi saya on time adalah on time dan kadang kalo ikut tur, on time itu adalah sesuatu yang sangat dikhawatirkan. Minat dan kesukaan orang kan berbeda, kalau ikut tur pasti ada tunggu-tungguan.

Karena jiwa bolang yang cukup besar, Madam dan Papi tetap memasukkan unsur personal touch di trip kali ini meski dengan grup tur. Apa saja itu?

1. Explore Explore dan Explore

Saat di Nami Island-Korea, kami diberikan waktu bebas untuk menjelajah pulau sampai malam hari (free time).  Biasanya tempat wisata ini memiliki peta panduan yang sangat membantu. Dari brosur, kami mendapatkan info penyewaan sepeda berkeliling pulau.Pulaunya sendiri tidak begitu besar tapi kalau ditempuh dengan kaki cukup membuat pegal. Jadilah dua sepeda ini kami adopsi selama sejam. Dengan alat ini, kami bisa mengelilingi pulau lebih maksimal dan bisa menemukan spot foto bebas turis seperti ini.

Unni mo jualan okiedog .. Misi misi
Unni mo jualan okiedog .. Misi misi – spot foto bebas turis

 

IMG_5302
2. Let It Go
Saat di Myongdong Market Street, kami memilih untuk tidak makan malam yang sudah dipakesupaya dapat menjelajah daerah ini dengan lebih puas. . Kebetulan juga, sebelum dari Myongdong, kami dibawa ke duty freeshop dan tidak menemukan barang yang menarik sehingga kami makan terlebih dahulu dan masih agak kenyang. Mungkin karena kami bosan dengan makanan set dari tur dan kami ingin mencoba street food. Kalau tidak bisa ngomong, cukup pake ilmu tunjuk dan bahasa isyarat “one, two or three”. Kalau makanan yang keluar tidak sesuai ekspektasi? Ya nikmati aja. Namanya juga pengalaman. Kalau misalnya ada yang perhitungan terus bilang sayang kan itu hak? Ya semua kami serahkan kembali kepada pilihan masing-masing untuk Let It Go!

 

Myongdong Market (isinya kosmetik semua)
Myongdong Market (isinya kosmetik semua)

 

3. Think Think Think
Coba lihat apakah mungkin untuk mundur dari jadwal kepulangan satu atau dua hari untuk berkeliling sendiri. Hal ini tentu membuat budget nambah tapi apabila Anda adalah tipe koperpacker pasti akan ada kepuasan sendiri dibaliknya.
Di hari terakhir tur, kami meminta ijin untuk berpisah dan bertemu di airport. Lumayan, meski waktu singkat (dari jam 9am – 4pm) kami sudah memiliki kesempatan untuk naik ke N-Tower (setelah sebelumnya hanya diajak berfoto di bawah saja), mencoba untuk tahu sistem subway di korea yang memiliki hampir DELAPAN BELAS JALUR! (eh ato lebih ya) haha .. Sempat nyasar dari exit subway namun ini merupakan berkah karena kami menemukan TOYS MARKET seperti ini. Bisa buat oleh-oleh anak ini. Asyik kan?

 

On the Top Namsan Tower
On the Top Namsan Tower
Mabok
Mabok

 

 

IMG_5415
Toys Market

14 thoughts on “Tour atau Jalan sendiri? (A Korea Trip #2)

  1. kalo ikut tour emang enaknya gitu ya ci, masalah transport, makan, tidur, uda ga usah pusing… dulu aku ke china ikut tour bedua nyokap… dan kalo ama nyokap, ada waktu bebas pun dipake belanja hahaha…

  2. Kalo menurut gue tergantung daerahnya sih Yul. Kalo misalnya daerah2 yang sudah maju dan ngga banyak penipu2, enakan gak ikut tour. Tapi kalo ke daerah2 yang belum maju dan banyak tukang tipu, gue lebih mending cari aman. Kayaknya kalo ke Korea udah bisa jalan sendiri ya, udah maju soalnya. Tapi emang waktu seringkali terbatas, dan bikin itinerary sendiri juga gak semudah itu.

    Cakep tuh foto berdua sama yayangnya.

  3. setujuh. pasti plus minus ya, ikut tour atau engga. intinya, demi pengalaman, nikmatin ajah:) foto naek sepeda nya kereeeen.

Leave a Reply to Melissa Octoviani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *