How to be a good parents?

Setiap pagi gw pasti nunggu tebengan di sebelah sekolah Penabur, Tanjung Duren. Bahwa jalan ini macet dikarenakan mobil-mobil yang buat nganter sekolah sih udah makanan gw tiap hari. Sempet sebel juga sih karena itu kan jalannya sempit. Kadang-kadang mobil tebengan gw dateng tuh pasti berenti bentar dan udah kasih lampu sen tapi tetep aja di klaksonin, klakson yg model ga sabaran gitu lho dan berisikkkkkkkkkkk banget. Sebel sumpah gw sebel banget. Apa segitu jeleknya ya tabiat orang Jkt sekarang. Padahal ya, itu berenti ga ada 5 detik kali dan gw berenti di halte. Itu gw amatin bukan gw doang. Tiap ada taxi or ada juga murid sekolah yang berenti buat turunin penumpang jg diklakson. Hmm.. atau seharusnya haltenya dipindah dan ga disitu yah??

Tapi kadang-kadang saat gw menunggu tersebut, gw bisa melihat kalau yang sekolah disini sih kayaknya kebanyakan orang kaya krn mobilnya bagus-bagus boo. Yang bikin lebih miris lagi, ada yg bawa mobil sendiri dan masih pake seragam abu-abu (bukannya SIM itu baru bisa after 17 ya)? Kecuali kalau emang dia udah 17 thn ya I have nothing to say lah yah. Emang sih skr byk mobil matic yg tinggal rem-gas doang jadi gampang lah kalo mau nyetir. Ya dia juga ga salah sih kalau dikasih kepercayaan buat nyetir BMW (versi paling baru boo), Fortuner, CRV, or Jazz (mobil paling murah yg gw liat) 🙂

Reflect to myself, kalau nanti anak gw udah gede, sekolah sama mereka, gimana ya cara aku harus treat anakku. Ini baru tahun 2010 lho. Pas anak gw SMA nanti berarti 2020-an deh, anak yang borju itu pada bawa apa ya ke sekolah? Bisa ga gw tega terus biarin anak gw become a modest kid? (note: modest bukan berarti miskin ya, tp gw mau anak gw simple aja). Tapi nanti mungkin ga hal ini tercapai?

Gw baru baca berita nih (udah agak telat), mengenai kecelakaan mobil yang amat sangat tragis merengut nyawa anak-anak muda yang I’m 100% sure kalau mereka itu anak-anak yang sangat cemerlang karena berhasil masuk ke sekolah yang sudah terkenal reputasinya.

Berikut ini kutipan beritanya:

Three dead, two injured after car crashes into wall
Jakarta Post – Feb, 27th 2010 08:52 AM

Three teenagers died and two others severely injured after their car crashed into a concrete wall of a house on Jl. Latuharhary, Menteng, Central Jakarta, last night.

News portal tempointeraktif.com reported that the victims were on a Toyota RAV4 SUV heading from Jl. Rasuna Said to Jl. HOS Cokroaminoto when the accident happened at 10:58 p.m. Friday.

The victims, allegedly not wearing their safety belts, were thrown out of the vehicle during the crash.

The dead victims were identified as Rio (19) of Kedoya Baru, West Jakarta; Nikita (18) of Jl. Puspa and Yanuar Trayadi (17) of Taman Ratu Indah, West Jakarta.

The other injured victims, identified as Lesia (16) and Nicolas (15), were taken to MMC hospital in Kuningan, South Jakarta.

Andaikan …………

1. Bener-bener proses pembuatan SIM diperketat, tidak boleh calo, tidak boleh tembak, pasti anak-anak yang belum cukup umur ini tidak menyetir mobil. Jadi inget cerita temen blog gw, Arman, kalau menyetir di US itu susah bangettttttt.. Andai ………

2. Orang tuanya membatasi pemakaian mobil, ada DO’s and DONT’s, misal menyetir di atas jam 7 malam harus ada pengawasan dari orang tua. Andai …..

3. beribu-ribu andai yang lain.. Andai..
Aku tidak mau menjudge apapun misalnya kenapa mereka bisa crash, kenapa bisa terlempar, karena bagi keluarga yang berduka, kepergian anak-anak harapan mereka ini bagaikan hantaman yang tiada terkira beratnya dan saya hanya bisa mengucapkan turut berduka cita.

Kalau bertanya kepadaku, “How to be a good parents?” Jujur saya tidak tahu, karena mempunyai anak itu memiliki kekhawatiran yang tiada putusnya juga, dari dia lahir, bisa balik badan (tenang 1), duduk (tenang 2), berdiri (tenang 3) dan seterusnya seterusnya sampai dia bisa mandiri 1 dan lulus sebagai toddler, habis itu dia sekolah (lewatlah tenang-tenang berikutnya), lulus sekolah dapet kerja ga ya (lulus lagi), kerja bisa kawin ga ya (lulus lagi) kawin dapet anak ga ya? dst.. dst.. Itu belum gw cabangin lagi, misalnya sekolah dapet ranking ga? kerja dapat posisi bagus ga? kawin dapet suami/istri yang baik ga? dst dst..

Well, the road is not easy but I am sure that Lord Jesus has a plan for me.. as written in Our Daily Bread, “Write down your plan in pencil and let Lord has the eraser”.  Tuhan kepada Mu aku berserah, inilah aku, bentuklah aku sesuai rencanaMu.

2 thoughts on “How to be a good parents?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *